pemilik blog ini
Wednesday, April 25, 2012
dasar fotografi dan lensa kamera
Seperti
yang sudah dibahas, lensa adalah mata bagi kamera. Lensa
digunakan untuk mengamati, memfokuskan, dan mengatur cahaya masuk ke film,
termasuk menentukan kedalaman ruang.
Berikut
dijelaskan peranti yang biasa terdapat pada sebuah lensa.
Gelang
penemu jarak fokus (focusing ring), biasanya terdapat di bagian depan tabung
lensa, namun beberapa lensa menaruhnya di tengah, sementara di depan ada gelang
zoom (zoom ring). Gelang pemfokusan dapat diputar ke kiri dan ke kanan dengan
jangkauan fokus dari sangat dekat (kurang dari 1 meter) sampai tak berhingga
(∞). Gelang inilah yang digunakan untuk memfokuskan gambar. Terkadang ada dua
buah garis indikator penemu jarak fokus biasanya berwarna merah dan hijau.
Garis wara hijau dipakai jika kita memotret memakai film biasa, sedangkan wara
merah jika kita memakai film infra merah.
Gelang
zoom (zoom ring), biasanya terdapat di bagian tengah tabung lensa, meski
beberapa lensa meletakkannya di depan (bertukar posisi dengan gelang
pemfokusan). Gelang zoom berfungsi mendekatkan atau menjauhkan gambar (zoom-in
atau zoom-out) sesuai dengan jangkauan panjang fokus lensa, tanpa juru foto
harus berpindah posisi. Lensa dengan kemampuan zoon yang umum ditemui antara
lain memiliki jangkauan zooming 35-70mm, 28-80 mm, atau 70-200 mm.
Gelang
diafragma berfungsi mengatur banyak atau sedikitnya cahaya yang masuk ke lensa
dengan bukaan besar atau kecil letaknya di bagian belakang tabung lensa dekat
dengan badan kamera. Meski fungsi diafragma mirip dengan rana namun tetap ada
bedanya, karena rana bekerja dengan sistem cepat atau lambat (sebentar atau
lama). Seperti pupil mata, bukaan diafragma perlu diperkecil jika cahaya yang
masuk terlalu kuat dan diperbesar bila cahaya yang masuk lemah. Angka yang
tertera pada gelang diafragma berkisar dari 1, 1.4, 2, 2..8 sampai 32 (ada juga
yang sampai 64 tetapi jarang). Semakin kecil angka diafragma semakin besar
bukannya, semakin besar angka diafragma semakin kecil bukaannya. Pada beberapa
lensa angka diafragma dapat diatur dengan jarak ½ stop (istilahnya half value)
dengan memilih bukaan di antara 2 angka yang tertera.
Pada
bagian ini, kita akan mempelajari lebih jauh tentang bagian-bagian yang
terdapat pada kamera SLR beserta fungsinya sebagai dasar fotografi. Badan
kamera adalah pusat pengaturan sistem kerja kamera. Pada badan kamera, terdapat
tempat kedap cahaya untuk film. Selain itu, terdapat pula dudukan lensa dan
aksesoris lainnya, seperti soket penyangga kaki tiga (tripod), soket cable
release, dudukan lampu kilat, dan sebagainya.
Pada
badan kamera, terdapat berbagai macam
fasilitas untuk berlangsungnya mekanisme kerja kamera yang rumit dan menuntut
presisi tinggi. Semakin banyak fasilitas yang terdapat pada badan kamera,
semakin luas kesempatan untuk membuat efek khusus dan eksperimen lainnya. Jenis
kamera pada saat ini sudah sangat banyak, dari yang dioperasikan secara manual
atau mekanis (seperti Nikon FM2, FM3A, FG, FE2, FM10, Canon AE-1, Pentax
Spotmatic, K1000, Yashica FX-3, Olympus OM4, OM2000, Ricoh KR-5, Fujica, dsb.)
sampai yang dioperasikan dengan bantuan komputer atau elektronis (seperti Nikon
F401, F801, F55, F80, F5, Canon EOS Kiss, EOS Rebel, EOS 5, EOS 3, EOS-1 V, dan
Minolta Dynax 7).
Berbagai
macam fasilitas yang ada pada badan kamera bisa berbeda-beda jenisnya untuk
tiap merek dan seri
kamera, tetapi pada dasarnya fungsi fasilitas itu tidak jauh
berbeda. Kamera elektronis biasanya dilengkapi fasilitas fokus auto (autofocus,
disingkat AF). Pembahasan di sini hanya pada kamera SLR manual.
Melanjutkan
postingan pada Badan
Kamera akan dibahas bagian-bagian pada badan kamera beserta
fungsinya.
Jendela
bidik atau jendela pengamatan (viewfinder), adalah lubang/jendela tempat mata
mengamati dan memfokuskan lensa pada objek yang akan diabadikan. Pada kamera
RLT, letaknya di bagian belakang tengah atas. Di bagian tengah jendela bidik
biasanya terdapat lingkaran dengan garis tengah melintang (jenis split image).
Lingkaran ini pada bahasan lebih lanjut digunakan untuk memfokuskan imaji.
Fungsi
jendela bidik ini adalah untuk mengomposisi objek sesuai dengan keinginan kita,
selain utnuk memfokuskan gambar. Di samping itu, pada beberapa jenis kamera,
melalui jendela bidik kita juga dapat mengetahui informasi mengenai diafragrna
dan kecepatan rana yang kita pilih.
Pengukur
cahaya atau pengukur eksposur (exposure-meter), merupakan salah satu alat
penting pada kamera, yang berfungsi mengukur kekuatan cahaya yang masuk ke
dalam kamera. Pengukur eksposur adalah penuntun bagi juru foto. Tanpa pengukur
cahaya, juru foto mirip dengan orang buta, sebab dasar untuk menghasilkan
gambar adalah mengetahui kekuatan cahaya yang dipantulkan oleh objek pada saat
pengambilan gambar. Jika kekuatan cahaya tidak diketahui, mustahil bisa dihasilkan
gambar yang sesuai dengan keinginan juru foto.
Bentuk
pengukur cahaya bisa bermacam-macam pada setiap jenis
kamera. Ada yang berbentuk jarum, ada yang berupa tanda plus dan
minus, tanda segitiga dan lingkaran, dan ada pula yang berbentuk angka-angka.
Exposure-meter biasanya tersedia built-in pada kamera, tetapi ada pula juru
foto yang menggunakan hand-held light-meter, yaitu alaI pengukur cahaya yang
terpisah dari badan lensa.
Pencahayaan
dengan intensitas yang tepat ditunjukkan dengan jarum penunjuk yang berada di
tengah, tanda yang berada di antara plus (+) dan minus (-), atau tanda
lingkaran (0/O). Bila jarum berada di bawah atau tanda (-), berarti cahaya yang
masuk ke lensa perlu ditambah. Sedangkan bila berada di alas atau tanda (+),
berarti cahaya yang masuk berlebihan. Untuk itu, intensitas cahaya perlu diatur
dengan cara memainkan kecepatan dan diafragma hingga mencapai kombinasi yang
pas untuk intensitas cahaya saat pemotretan.
4.
Selektor kepekaan film (film speed selector). Pada kamera manual, selektor
kepekaan film atau selektor ASA/ISO ini pada umumnya berbentuk gelang. Pada
gelang selektor tersebut, terdapat angka-angka ISO dari angka terkecil 25 (atau
lebih kecil) sampai angka 3200 (atau lebih besar). Sebelum mengambil gambar,
pastikan Anda sudah meletakkan selektor pada posisi ISO sesuai dengan angka ISO
yang tercantum pada tabung film atau meletakkan selektor pada posisi DX, yang
berarti kamera yang mementukan ISO sesuai dengan kode DX yang ada pada tabung
film. Pada umumnya, film-film yang beredar sudah mencantumkan kode DX pada
tabung selongsongnya. Dengan mengeset selektor kepekaan film di atas atau di
bawah ISO, film yang kita gunakan dapat dimanipulasi. Istilah yang biasa
digunakan untuk pengesetan yang lebih tinggi dari ISO yang digunakan adalah
push, sedangkan yang lebih rendah disebut pull.
Rana
(shutter), adalah tirai yang membuka dan menutup kembali dengan kecepatan
tertentu untuk mencahayai/membakar film. Rana terletak di bagian dalam badan
kamera antara film dan lensa. Ada dua macam rana yang umum dipakai: rana kain,
yang bergerak membuka-menutup secara horizontal, dan rana logam, yang bergerak
vertikal. Rana dapat diatur kecepatannya melalui dial selektor kecepatan rana
(shutter speed) yang letaknya pada sisi kanan atas kamera (dibaca seper sekian
detik, sesuai angka)
Pada
kecepatan rana yang lambat (angka kecil) intensitas cahaya yang masuk akan
lebih tinggi daripada kecepatan rana yang tinggi (angka besar). Dengan mengatur
dial kecepatan rana pada suatu angka tertentu, misalnya 125, maka rana akan
membuka selama 1/125 detik setelah tombol pelepas rana (shutter release button)
ditekan. Bila kemudian kecepatan rana diubah menjadi 60 atau 1/60 detik,
berarti cahaya yang masuk 2 kali lebih banyak, karena waktu pencahayannya 2
kali lebih lama daripada 1/125 detik.
Bila
dial kecepatan rana diset pada posisi B (bulb) rana akan membuka selama tombol
pelepas rana ditekan dan menutup setelah tombal pelepas rana dilepas. Memfoto
dengan eksposur B membutuhkan alat bantu berupa cable release dan tripod untuk
menjada agar kamera tidak bergoyang.
5.
Tuas pengokang film (film advance lever). Pengait rana atau “kokang” film
merupakan alat untuk memajukan bingkai (frame) film yang sudah dicahayai agar
digantikan dengan bingkai berikutnya pada rol film yang belum dicahayai. Pada
beberapa kamera tuas ini juga berfungsi sebagai pengunci tombol pelepas rana,
untuk menghindari tertekannya tombol secara tidak sengaja. Dengan berputarya
tuas, secara simultan, maju pula angka penunjuk bingkai film. Selain itu, tuas
ini juga berfungsi untuk menyiapkan kembali rana untuk eksposur berikutnya.
6.
Tuas penggulung balik film (film rewind crank) dan tombol penggulung film balik
(film rewind button). Tuas penggulung balik film letaknya selalu di sebelah
kiri atas badan kamera, sedangkan tombol penggulung balik film letaknya dibawah
kamera, berupa tombol kecil yang terletak pada semacam cerukan. Fungsi keduanya
adalah sebagai sarana penggulung film jika sudah habis terpakai. Tombol
penggulung balik ditekan agar film dapat digulung mundur karena sistem
penggulungan film dirancang untuk mengunci arah laju film.
Keenam
hal diatas adalah sarana minimal yang ada dan harus berfungsi dengan baik untuk
menghasilkan gambar yang optimal sebagai dasar fotografi.
Fasilitas-fasilitas
tambahan yang terdapat pada beberapa kamera RLT adalah :
Gelang
kompensasi yang terletak di kiri atas kamera biasanya tertara angka 2 sampai
+2. Fungsinya untuk memanipulasi penghitungan exposure-meter terhadap cahaya
bukan Manual (prioritas bukaan [A atau Av] prioritas kecepatan rana [S atau Tv]
atau Program [P]). Bila latar belakang dan lingkungan sekeliling objek gelap,
sedangkan objek terang maka kompensasinya mengurangi eksposur. Sebaliknya bila
belakang sekeliking objek terang objek cenderung gelap maka kompensasinya
menambah eksposur. Besarnya nilai kompensasi bergantung pada situasi dan
kondisi pengambilan gambar.
Tombol
pralihat kedalaman ruang (depth-of-field preview button) merupakan tombol yang
letaknya di bagian depan kamera, biasanya dekat dengan lensa yang fungsinya
untuk menutup diafragma sesuai angka yang diset sehingga kedalaman ruang yang
akan diperoleh dapat diperiksa sebelum dieksekusi.
Self-timer
adalah penangguh waktu pada kamera. Bentuknya bisa bermacam-macam pada kamera,
ada yang dilengkapi lampu ada yang tidak. Fungsingya untuk shutter release
menangguhkan jendela rana terbuka setelah button ditekan.
Terminal
kabel sinkronisasi kampu kilat (flash syncronization cord terminal) digunakan
bila kita hendak mengambil gambar dengan lampu yang tidak terpasang pada
dudukannya di kamera (hot shoe) atau istilahnya off-camera flash. Lampu kilat
dihubungkan dengan badan kamera dengan sebuah kabel agar lampu kilat
menembakkan cahaya persis saat eksekusi (bersamaan atau sinkron). Pada lampu
kilat, juga terdapat terminal yang sama untuk ujung kabel ini.
Sekian
artikel tentang fungsi-fungsi pada badan kamera analog pada umumnya sebagai dasar fotografi.
Pada postingan berikut akan dibahas tentang lensa.
Subscribe to:
Posts (Atom)